Friday, June 7, 2013

Ancaman Krisis Baru untuk Bakrie

elisabeth alfrida ===> Grup Bakrie terus dirundung masalah. Perusahaan milik Aburizal Bakrie ini kembali terlibat sengketa dengan kongsinya, Nathaniel Rothschild, serta perusahaan asal Australia, Leighton Holdings Ltd.
Bloomberg mengabarkan, Leighton kini menghentikan pengerjaan dua proyek tambang milik PT Bumi Resources yang menjadi mesin uang utama Grup Bakrie. Thiess, anak usaha Leighton yang menggarap tambang batu bara Senakin dan Satui di Kalimantan Selatan, mogok beroperasi lantaran belum dibayar. "Ada sengketa dalam kontrak pembayarannya," demikian pernyataan manajemen Leighton.
Akibat masalah ini, harga saham Leighton melorot 4,9 persen menjadi A$ 17,59 per lembar.
Karena itu, manajemen Leighton menyatakan terus mengejar pembayaran kontrak pengerjaan tambang tersebut. Sayangnya, mereka enggan menyebutkan nilai kontrak yang berlaku serta pembayaran yang masih ditunggak. “Kami tetap percaya proyek di Senakin dan Satui akan kembali berproduksi setelah menemukan solusi yang memuaskan."
Masalah ini terjadi setelah Bumi Resources mengumumkan penurunan kinerja. Beberapa waktu lalu, produsen batubara terbesar di Indonesia ini menyatakan mengalami kerugian sebesar US$ 666,2 juta sepanjang 2012. Hal ini terjadi seiring dengan penurunan harga batubara dunia.
Selain dengan Leighton, Bakrie kini bersiap menghadapi tuntutan Bumi Plc, perusahaan yang dikuasai mantan sekutunya, Nathaniel Rothschild. Pekan lalu, manajemen Bumi Plc mengungkapkan dugaan penyimpangan dana US$ 201 juta (Rp 1,9 triliun) oleh PT Berau Coal Energy Tbk, yang pernah dikuasai Bakrie.
Dana yang tidak jelas penggunaannya itu tercantum dalam laporan keuangan perusahaan 2011-2012, masing-masing sebesar US$ 49 juta dan US$ 159 juta. Manajemen Bumi Plc menduga Berau memanipulasi biaya pengangkutan, harga kompensasi lahan, dan biaya konsultasi. “Kami akan terus melakukan upaya-upaya untuk mengembalikan biaya itu,” demikian pernyataan Bumi Plc.
Dikutip dari Reuters, Presiden Direktur Bumi Plc Nick Von Schirnding mengatakan nilai kerugian ini menggemparkan. Mereka berencana merilis pernyataan komprehensif dalam waktu dekat. "Kami sebenarnya tidak terkejut oleh tingkat penyimpangan itu,” kata dia.
Dua masalah ini bakal menjadi sandungan untuk masa depan bisnis Bakrie.

No comments: