Friday, May 31, 2013
Thursday, May 30, 2013
Soda may increase kidney stone risk, study finds
elisabeth alfrida
The researchers learned that participants who drank one or more soda per day had a 23 percent higher risk of getting kidney stones compared with those participants drinking less than one soda per week.
Researchers from Brigham and Women’s Hospital have discovered that sugary drinks may be linked to increased kidney stone risk.
According to a news release from Brigham and Women’s Hospital, 20 percent of U.S. males and 10 percent of U.S. females will have a kidney stone as some point in their lifetime. Typically, kidney stone sufferers will be told to consume more liquids as a time-tested technique for inhibiting future kidney stone formation.
Before advising patients to drink more liquids, however, doctors may want to check out new research from Brigham and Women’s Hospital that suggests some beverages may better than others when it comes to countering recurrent kidney stones. The research reveals that consumption of soda and punch is linked to a higher risk of kidney stone formation.
According to senior author Gary Curhan, a doctor in the Channing Division of Network Medicine at BWH, the researchers discovered that the connection between fluid consumption and kidney stones may be dependent on the type of drink consumed. They discovered that higher consumption of sugary drinks was linked to a higher occurrence of kidney stones.
The researchers examined data from three ongoing studies. Participants in all three studies had been asked to complete biennial questionnaires with questions about medical history, lifestyle and medication. Questions on diet were modernized every four years.
The researchers learned that participants who drank one or more soda (sugar-sweetened cola in this case) per day had a 23 percent higher risk of getting kidney stones compared with those participants drinking less than one soda per week. The sugary drink could also be a sugar-sweetened punch. They also discovered that some beverages, like coffee, tea and orange juice, were linked to a lower risk of kidney stone formation.
According to Pietro Manuel Ferraro, a doctor at the Catholic University of the Sacred Heart of Rome, the study reveals that some beverages are associated with a lower risk of kidney stone formation, whereas others are linked to a higher risk.
Though drinking more fluids is known to lower the risk of kidney stone formation, this study may help doctors inform their patients on what drinks to avoid.
The study’s findings are described in detail in the Clinical Journal of the American Society of Nephrology.
How many sodas do you drink per day? Will this study make you reconsider the amount of soda you drink? Share your thoughts in the comments section.
Source http://www.sciencerecorder.com
The researchers learned that participants who drank one or more soda per day had a 23 percent higher risk of getting kidney stones compared with those participants drinking less than one soda per week.
Researchers from Brigham and Women’s Hospital have discovered that sugary drinks may be linked to increased kidney stone risk.
According to a news release from Brigham and Women’s Hospital, 20 percent of U.S. males and 10 percent of U.S. females will have a kidney stone as some point in their lifetime. Typically, kidney stone sufferers will be told to consume more liquids as a time-tested technique for inhibiting future kidney stone formation.
Before advising patients to drink more liquids, however, doctors may want to check out new research from Brigham and Women’s Hospital that suggests some beverages may better than others when it comes to countering recurrent kidney stones. The research reveals that consumption of soda and punch is linked to a higher risk of kidney stone formation.
According to senior author Gary Curhan, a doctor in the Channing Division of Network Medicine at BWH, the researchers discovered that the connection between fluid consumption and kidney stones may be dependent on the type of drink consumed. They discovered that higher consumption of sugary drinks was linked to a higher occurrence of kidney stones.
The researchers examined data from three ongoing studies. Participants in all three studies had been asked to complete biennial questionnaires with questions about medical history, lifestyle and medication. Questions on diet were modernized every four years.
The researchers learned that participants who drank one or more soda (sugar-sweetened cola in this case) per day had a 23 percent higher risk of getting kidney stones compared with those participants drinking less than one soda per week. The sugary drink could also be a sugar-sweetened punch. They also discovered that some beverages, like coffee, tea and orange juice, were linked to a lower risk of kidney stone formation.
According to Pietro Manuel Ferraro, a doctor at the Catholic University of the Sacred Heart of Rome, the study reveals that some beverages are associated with a lower risk of kidney stone formation, whereas others are linked to a higher risk.
Though drinking more fluids is known to lower the risk of kidney stone formation, this study may help doctors inform their patients on what drinks to avoid.
The study’s findings are described in detail in the Clinical Journal of the American Society of Nephrology.
How many sodas do you drink per day? Will this study make you reconsider the amount of soda you drink? Share your thoughts in the comments section.
Source http://www.sciencerecorder.com
Forever Kim Kibum Super Junior
SUPER JUNIOR DONGHAE&EUNHYUK / Love That I Need feat. HENRY [SUPER JUNIO...
elisabeth alfrida
Label:
Donghae Eunhyuk,
KPOP,
Music,
super junior
Wednesday, May 29, 2013
Ketika Manusia Kurang Bersyukur
elisabeth alfrida =====> Merupakan hal yang manusiawi jika kita sebagai manusia pernah merasa bosan dengan keadaan atau situasi tententu. Rasa jenuh dilatarbelakangi oleh berbagai macam alasan. Biasanya orang yang merasa jenuh adalah orang yang mempunya rutinitas yang diulang-ulang setiap hari tetapi tidak bervariasi.
Seseorang yang dekat denngan saya pernah merasa jenuh dengan kegiatan kuliahnya. Pagi berangkat kuliah, pulang siang. Setelah itu makan, tidur nonton. Ketemu sore. Mandi. Ketemu malam. Makan, nonton, kalo ada tugas kerjakan tugas. Satu minggu pertama mungkin biasa saja tapi 2 minggu dan seterusnya ini akan sangat membosankan.
Menurut Ayah saya, ketika manusia kurang bersyukur, maka Ia akan merasa bosan dengan yang ada disekitarnya. Ketika manusia kurang bersyukur Ia menjadi mudah bosan dan kemudia merasa hidupnya sangat sulit. Padahal tu hanya perasaannya saja sebab ia tidak pernah melihat sekelilingnya.
Terlalu banyak hal didunia ini yang patut kita syukuri. Mentari dan udara pertama yang akan kita hirup esok adalah dua hal pertama yang wajjib kita syukuri saat membuka mata dipagi hari. Untuk Anda yang saat ini tengah menempuh pendidikan, syukurilah itu karena banyak teman-teman kita diluar sana yang tidak bisa memperolehnya karena berbagai macam alasan. Anda anak kost, jauh dari orang tua, yang biasanya hanya makan satu atau dua kali perhari (apalagi diakhir bulan), kita juga patut bersyukur karena tahukah anda, diluar sana banyak orang yang tidak bisa menikmati nikmatnya hasil alam karena keterbatasan fisik, mental, maupun finansial.
Bersyukurlah kepada Tuhan, ketika Anda terlahir dengan anggota tubuh yang lengkap walaupun tidak secantik dan sekeren pada pengisi layar televisi anda. Tahukan anda bayak saudara-saudara kita yang dilahirkan dengan berbagai keterbatasan, tetapi mereka tidak pernah mengeluh dan selalu survive melawan kerasanya kehidupan ini.
Seseorang yang dekat denngan saya pernah merasa jenuh dengan kegiatan kuliahnya. Pagi berangkat kuliah, pulang siang. Setelah itu makan, tidur nonton. Ketemu sore. Mandi. Ketemu malam. Makan, nonton, kalo ada tugas kerjakan tugas. Satu minggu pertama mungkin biasa saja tapi 2 minggu dan seterusnya ini akan sangat membosankan.
Menurut Ayah saya, ketika manusia kurang bersyukur, maka Ia akan merasa bosan dengan yang ada disekitarnya. Ketika manusia kurang bersyukur Ia menjadi mudah bosan dan kemudia merasa hidupnya sangat sulit. Padahal tu hanya perasaannya saja sebab ia tidak pernah melihat sekelilingnya.
Terlalu banyak hal didunia ini yang patut kita syukuri. Mentari dan udara pertama yang akan kita hirup esok adalah dua hal pertama yang wajjib kita syukuri saat membuka mata dipagi hari. Untuk Anda yang saat ini tengah menempuh pendidikan, syukurilah itu karena banyak teman-teman kita diluar sana yang tidak bisa memperolehnya karena berbagai macam alasan. Anda anak kost, jauh dari orang tua, yang biasanya hanya makan satu atau dua kali perhari (apalagi diakhir bulan), kita juga patut bersyukur karena tahukah anda, diluar sana banyak orang yang tidak bisa menikmati nikmatnya hasil alam karena keterbatasan fisik, mental, maupun finansial.
Bersyukurlah kepada Tuhan, ketika Anda terlahir dengan anggota tubuh yang lengkap walaupun tidak secantik dan sekeren pada pengisi layar televisi anda. Tahukan anda bayak saudara-saudara kita yang dilahirkan dengan berbagai keterbatasan, tetapi mereka tidak pernah mengeluh dan selalu survive melawan kerasanya kehidupan ini.
Monday, May 27, 2013
7 years with Kyuhyun
elisabeth alfrida ===>
- 7 years of being jealous why this man is prettier than me excuse me I AM THE GIRL
- Evil magnae + foodmaniac + purple egg + Gamelover + big thigh + narsist beloved magnae = Cho Kyuhyun
- On Radio Star, Siwon is known to be Kyuhyun's #1 competition and Kyu always fights to be the best
- Today is Kyuhyun's 7th year anniversary since debut! :)
- KYUHYUN =
- D-Day
#7YearsWithKyu
Wednesday, May 22, 2013
Liturgi Ekaristi
elisabeth alfrida ====> Umat beriman [Katolik] memiliki hak atas Liturgi yang sejati, yang berarti Liturgi yang diinginkan dan ditetapkan oleh Gereja, dalam hal ini dan oleh karena alasan inilah orang harus kaku soal liturgi.
Terutama karena Konsili Vatikan 2 mengajarkan bahwa Liturgi Ekaristi itu pada hakekatnya merupakan "sumber dan puncak" dari iman Kristen [yang sejati, Katolik] dan kegiatan Gereja.
Hidup peribadatan kita tidak dapat dipisahkan dari hidup iman kita. "lex orandi, lex credendi"--"TATA (baca: aturan hukum [ber-]doa itu sama dengan TATA iman." Maksudnya adalah, Ibadat kita pada hakekatnya adalah sebuah PENGAKUAN IMAN. Liturgi-liturgi yang ditata dan ditetapkan oleh otoritas tertinggi Gereja katolik itu sesungguhnya mengungkapkan ibadat SEJATI umat Allah, Tubuh Kristus.
PENTING:
Perubahan-perubahan dalam liturgi mencerminkan sebuah perubahan dalam iman atau sebuah PERUBAHAN dalam PEMAHAMAN iman atau sebuah PERUBAHAN dalam pemahaman MENGENAI iman. Dan Bunda Gereja memperlakukan hal ini dengan sangat serius. Untuk melindungi liturgi-liturgi dari penyimpangan itulah, Gereja menetapkan bahwa wewenang untuk mengatur Liturgi semata-mata ada pada pimpinan Gereja, yaitu Tahta Apostolik seturut hukum Kanon dan Konstitusi Liturgi Sacrosanctum Concilium, dan aneka dokumen terkait:
-Instruksi Redemptionist Sacramentum,
-Instruksi mengenai Ibadat dan Misteri Ekaristi (Eucharisticum Mysterium; 1967),
-Konggregasi Suci Ritus,Instruksi Kedua mengenai Penerapan yang tepat dari Konstitusi Mengenai Liturgi Suci (Tres Abhinc Annos, 1967);
-Konggregasi Suci Ibadat Ilahi, Instruksi Ketiga mengenai Penerapan yang tepat dari Konstitusi Mengenai Liturgi Suci (Liturgiae Instaurationes, 1970)
---
Liturgi itu sudah ada aturan bakunya, tidak seenaknya diubah2. Dan adalah hak kita sebagai awam untuk bisa mengikuti misa yang sesuai dengan aturan liturgi, bukan?
Pola pikir Protestan atau yg mirip sama protestant itu jangan sampai dibiarkan terbawa masuk ke dalam Gereja...
Terutama karena Konsili Vatikan 2 mengajarkan bahwa Liturgi Ekaristi itu pada hakekatnya merupakan "sumber dan puncak" dari iman Kristen [yang sejati, Katolik] dan kegiatan Gereja.
Hidup peribadatan kita tidak dapat dipisahkan dari hidup iman kita. "lex orandi, lex credendi"--"TATA (baca: aturan hukum [ber-]doa itu sama dengan TATA iman." Maksudnya adalah, Ibadat kita pada hakekatnya adalah sebuah PENGAKUAN IMAN. Liturgi-liturgi yang ditata dan ditetapkan oleh otoritas tertinggi Gereja katolik itu sesungguhnya mengungkapkan ibadat SEJATI umat Allah, Tubuh Kristus.
PENTING:
Perubahan-perubahan dalam liturgi mencerminkan sebuah perubahan dalam iman atau sebuah PERUBAHAN dalam PEMAHAMAN iman atau sebuah PERUBAHAN dalam pemahaman MENGENAI iman. Dan Bunda Gereja memperlakukan hal ini dengan sangat serius. Untuk melindungi liturgi-liturgi dari penyimpangan itulah, Gereja menetapkan bahwa wewenang untuk mengatur Liturgi semata-mata ada pada pimpinan Gereja, yaitu Tahta Apostolik seturut hukum Kanon dan Konstitusi Liturgi Sacrosanctum Concilium, dan aneka dokumen terkait:
-Instruksi Redemptionist Sacramentum,
-Instruksi mengenai Ibadat dan Misteri Ekaristi (Eucharisticum Mysterium; 1967),
-Konggregasi Suci Ritus,Instruksi Kedua mengenai Penerapan yang tepat dari Konstitusi Mengenai Liturgi Suci (Tres Abhinc Annos, 1967);
-Konggregasi Suci Ibadat Ilahi, Instruksi Ketiga mengenai Penerapan yang tepat dari Konstitusi Mengenai Liturgi Suci (Liturgiae Instaurationes, 1970)
---
Liturgi itu sudah ada aturan bakunya, tidak seenaknya diubah2. Dan adalah hak kita sebagai awam untuk bisa mengikuti misa yang sesuai dengan aturan liturgi, bukan?
Pola pikir Protestan atau yg mirip sama protestant itu jangan sampai dibiarkan terbawa masuk ke dalam Gereja...
Patut disayangkan bahwa betapa terdapat begitu banyak penyimpangan yang terjadi dalam liturgi dewasa ini. Dan terdapat begitu banyak alasan bagi penyimpangan2 ini.
> Sementara orang menolak untuk MENERIMA OTORITAS ABSAH Gereja untuk MEMBANGUN TATA ATURAN yang MENGIKAT bagi liturgi. Mereka menolak untuk mengikuti petunjuk2 liturgis dan MENOLAK MENGHORMATI dokumen-dokumen yang dikeluarkan oleh OTORITAS yang SAH.
Hari ini sebagai contoh faktual dan relevant, ada sekelompok umat beriman di saat Gereja merayakan kelahirannya pada Hari Raya Pentekosta ini, Misa Pentekosta justru dirayakan di luar gedung Gereja dan bukannya di dalam gedung Gereja dengan sepengetahuan bahkan disponsori Komisi Liturgi. Padahal Instruksi Redemptionist Scramentum dan Hukum Kanon yang mengikat seluruh umat awam jelas2 menyatakan:
> Sementara orang menolak untuk MENERIMA OTORITAS ABSAH Gereja untuk MEMBANGUN TATA ATURAN yang MENGIKAT bagi liturgi. Mereka menolak untuk mengikuti petunjuk2 liturgis dan MENOLAK MENGHORMATI dokumen-dokumen yang dikeluarkan oleh OTORITAS yang SAH.
Hari ini sebagai contoh faktual dan relevant, ada sekelompok umat beriman di saat Gereja merayakan kelahirannya pada Hari Raya Pentekosta ini, Misa Pentekosta justru dirayakan di luar gedung Gereja dan bukannya di dalam gedung Gereja dengan sepengetahuan bahkan disponsori Komisi Liturgi. Padahal Instruksi Redemptionist Scramentum dan Hukum Kanon yang mengikat seluruh umat awam jelas2 menyatakan:
Tuesday, May 21, 2013
KAPAN ENGKAU KEMBALI...??: Kepergiaan untuk Pulang
elisabeth alfrida =====> Kapan engkau kembali...? demikianlah sepenggal bait pertanyaan ketika ada perpisahaan. Pertanyaan kapan engkau kembali, tidak semata karena dia, engkau satu kampung dengan saya, atau dia, engkau teman, sahabat atau anggota keluarga, tapi dimaknai lebih mendalam sebagai kerinduan dan harapan atas sosok kehadiran dan keberadaan aku, engkau dan dia yang memberikan sebuah nilai persatuan, nilai kedamaian di dalam kebersamaan yang dialami oleh orang lain atas paguyuban itu.
Sejenak berbagi pengalaman. Ketika aku menelphon temanku di Jogja, Jakarta atau menelphon saudara-saudariku dan para konfraterku di Madagascar, pertanyaan yang sama; “kapan engkau ke Jogja, Jakarta atau kapan engkau kembali ke Madagascar” selalu dilontarkan kepadaku. Bagiku pertanyaan ini bukan karena dia, mereka mengenal aku tetapi lebih dari itu pertanyaan ini adalah Kerinduan dan Harapan akan Persatuan yang tetap terjalin meski berbeda situasi ruang dan waktu.Pertanyaan “Kapan engkau kembali?”, bagi saya bukan soal kehadiran fisik dan bukan pula ereka tidak menghendaki dan menginginkan perpisahan tetapi lebih dari itu adalah sebuah Doa agar tetap satu dalam Iman yang saling meneguhkan dan menguatkan dan membawa kedamaian serta kesejukan. Kapan engkau kembali adalah sebuah jawaban atas kerinduan untuk kembali. Perpisahaan bukan akhir dari kebersamaan, tetapi perjalanan untuk pulang membingkai kebersamaan dalam doa meski tak berhadapan muka dan tak berjabat tangan. Diakui bahwa perpisahan menyisakan kesedihan dan duka. Namun harus diakui pula bahwa kesedihan dan duka adalah SEMANGAT BARU untuk pergi merajut persatuan dengan yang lain dan pulang untuk membawa SEMANGAT PERSATUAN YANG BARU yang tidak akan pernah hilang digesur gelombang waktu.Pertanyaan “kapan engkau kembali?” adalah sebuah Doa Harapan agar persatuan dan kebersamaan ini tetap terpelihara seperti doa Yesus; “peliharalah mereka dalam namaMu....supaya mereka menjadi satu sama seperti Kita” (bdk. Yoh 17:11b). Pertanyaan “kapan engkau kembali?” bukan karena sekedar perasaan kangen, melainkan karena PERSATUAN dan KEBERSAMAAN itu sendiri dibangun atas dasar IMAN dan DOA yang saling memberikan semangat peneguhan dan kekuatan iman untuk hidup sebagai satu keluarga yang selalu merindukan kebersamaan yang dibangun dalam ketulusan, kejujuran, kebenaran dan kerendahan hati serta pengorbanan.Kapan engkau kembali, adalah Kerinduan Iman dan Harapan doa menyertai perjalanan sekaligus menanti kepulangan untuk tetap merenda persatuan dalam rumah kesatuan. Sebab kepergiaan untuk merenda persatuan dengan yang lain dan pulang untuk menikmati kebersamaan dan persatuan yang saling meneguhkan dan menguatkan satu sama lain. Semoga.Kerinduan Iman, Harapan doa: Dasar PersatuanRabu Pekan Paskah VII: 15 Mei 2013witten by Lie Jelivan msf
Subscribe to:
Posts (Atom)