Saturday, May 31, 2014

Salah Siapa? Aku, Dia atau Mereka?

elisabeth alfrida ===

Beberapa bulan yang lalu saya mengalami pengalaman yang pada akhirnya membuat saya berfikir mengapa hal itu bisa terjadi pada saya. Apakah itu seratus persen kesalahan saya karena tidak waspada, atau salah mereka yang melakukan "kegiatan" tersebut, atau salah "mereka" yang membiarkan segelintir orang melakukan hal hal yang melawan hukum, agama, serta adat istiadat masyarakat Indonesia.

Pada hari itu - Rabu, - saya bersama teman saya berangkat kekampus pukul 9 pagi wita. Seperti biasa, kami menggunakan jasa angkuta umum setiap harinya dan hari itu kami naik kendaraan umum tersebut dan kami cukup familiar dengan drivernya (bertahun-tahun naik angkutan umum :D). Hari itu penumpangnya penuh, tapi karena kami juga tidak mau menunggak angkot (angkutan kota) akhirnya kami berdia masuk dan duduk berdesak- desakkan dengan penumpang lainnya. 

Keadaannya sangat tidak kondusif saat itu. Seorang laki-laki bertubuh besar dengan setelan pakai seperti orang kantoran mual- mual, dan seorang laki-laki berbadan kurus yang duduk disamping saya atau tepatnya diantara pria berbadan gemuk yang mual-mual itu dan saya. Saat orang disampingnya sepertinya akan muntah, ia membalikan tubuhnya kearah saya -yang pada saat itu juga ikut-ikutan mual, dan ngajar ngobrol tapi saya lupa apa yang dia tanyakan.

Sementara satu laki-laki lainnya juga sibuk bicara gak jelas dengan pemumpang lainnya. Seorang ibu perpakaian dinas daerah kota Samarinda menyuruh sopir angkot untuk berhenti. Raut wajahnya menunjukkan kalau Ia sangat jengkel dan dongkol dengan keadaan dalam angkot hari itu. Saya jga merasa begitu setelah sekian lama jadipelanggan angkutan umum, baru hari itu suasanya sangat tidak bersahabat.

Setelah melewati lampu merah pertama, keadaan tetap saja tidak membaik. Sopir angkot juga jadi bingung. Mau berhenti dulu, tapi ada ada penumpang lain yang juga lagi buru-buru (galau nie yeee...) dan setelah itu pria bertubuh gemuk minta diturunkan di depan rumah dinas walikota Samarinda. Akhirnya turun juga orang itu, ucapku dalam hati. Tidak jauh dari tempat pria pertama, pria kurus yang duduk diantara kami juga minta turun didepan, jaraknya mungkin 20/30 meter dan setelah kurang lebih 20 meter kemudian, pria kurus lainnya juga turun. 

got the point?

Saya biasa saja. Seorang pria yang bisa dibilang kakek, memulai percakapan.
"pak sopir, saya pernah naik angkot dan kejadiannya mirip kayak gini, ya, mudahan yang tadi itu bukan" Saya jagi kepo juga sama kakek itu.
"ada apa Pak" tanya Sopir. " ada orang eperti itu, tapi hanya pura-pura. adahal mereka itu pencuri. Makanya dari tadi saya pegangi kantong celana saya." Jawab Kakek
 Saya langsung membuka tas. Danm! My wallet already gone. 
"Serius ci, gak ada? Ketinggalan mungkin?" tanya Nurma, teman saya. Tidak mungkin, karena saya memang membawanya. Penumpang lain bertanya apa isinya "KTP, Atm, ktm, uang 88 ribu" Yang paling ribet ya, KTP sama Atm, padahal saya baru buat  E-Ktp, trus harus ke kepolisian minta surat ini dan itulah untuk pengadaan kembali barang-barang-tersebur.

When we were reached ke pampus, Nurma mau melakukan sesuatu dengan hapenya. Dicari-cari eh, gak ketemu. Ternyata hapenya juga lenyap....

Akibat kejadian itu, saya berfikir beberapa hal :
  • Mungkin selama ini saya kurang berbagi dengan sesama yang membutuhkan jadi hal semaca itu bisa terjadi
  • Waspada itu ternyata sangat penting walaupun di tempat yang paling common untuk kita
  • Mereka yang melakukan hal tersebut juga pasti punya alasan. Pertama mereka pasti butuh untuk menafkahi hidup mereka ditengah perekonomian yang tidak stabil, dollar naik turun, susah dapat kerjaan, dan harga sembako yang selalu naik tiap musimnya.
  • Pemerintah punya andil besar membuat masyarakat merasa aman dari semua jenis tindak kejahatan yang munkin terjadi.
  • Apalah arti pemerintah jika mereka sudah berusaha tetapi masyarakat secara umum tidak mendukung? Jadi sebagai generasi muda, kita dituntut untuk berfikir kreatif dan penuh inovasi. Jadilah generasi pencipta lapangan kerja bagi mereka yang membutuhkan
Ini adalah kesalahan kita semua, tapi pada porsi yang berbeda-beda.
So, live our life with creativity and inovation :D


No comments: