Bab I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang Masalah
Sejarah awal munculnya khazanah
pemikiran filsafat tidak bisa dilepaskan begitu saja dangan kebudayaan dan
peradaban Yunani. Karena di negeri itulah filsafat lahir dan berkembang hungga
mencengangkan peradaban dunia lain hingga abad ini. Maka dari itu tidak heran
bila banyak pihak mengkaji filsafat berawal dari sejarah peradaban Yunani Kuno,
lalu abad pertengahan, modern sampai abad kontemporer seperti saat ini.
Namun pada awal perkembangannya sebagaian
orang terus menggugat dan terus melontarkan pertanyaan kritis meski kesannya
biasa-biasa saja. Pertanyaan mereka adalah mengapa filsafat muncul di Yunani
dan kenapa tidak lahir di daerah neradab lain seperti Babilonia Mesopotamia
atau Mesir? Jawaban yang sederhana adalah Yunani berbeda dengan daerah lainnya,
Yunani lebih dikenal sebagai negeri yang tidak mempersoalkan perbedaan status
social seperti kasta pendeta, ketimbang lainnya dan iklim itulah yang membuat
perkembangan pemikiran begitu pesat. Masyarakat Yunani masih menggantungkan
diri pada mitos, legenda, kepercayaan dan agama untuk mencari jawaban atas
pertanyaan-pertanyaan tentang kehidupan mereka. Tetapi sekitar abad ke-7 SM, di
Yunani mulai berkembang suatu pendekatan yang sama sekali berlainan dibanding
masa-masa sebelumnya, yaitu pendekatan filsafat. Sejak saat itulah orang mulai
mencari jawaban rasional tentang berbagai problem yang dihadapi, termasuk
beragam masalah mengenai alam semesta.
I.2 Rumusan Masalah
v Apa
perbandingan antara Filsafat alam dengan filsafat kontemporer ?
Bab II
Acuan Teoretik
II.1 Biogarafi Tokoh
Thales adalah seorang filsuf yang mengawali sejarah
filsafat Barat pada ke-6 SM. Sebelum Thales, pemikiran Yunani dikuasai cara
berpikit mitologis dalam menjelaskan segala sesuatu. Pemikiran Thales dianggap
sebagai berfilsafat pertama karena mencoba menjelaskan dunia dan gejala-gejala
didalamnnya tanpa bersandar pada mitos melainkan pada rasio manusia. Ia juga
dikenal sebagai seorang dari Tujuh Orang Bijaksana (dalam bahasa Yunani hoi
hepta sophoi), yang oleh Aristoteles diberi gelar “filsuf yang pertama”. Selain
seorang filsuf, Thales juga dikenal sebagai ahli geometri, astronomi dan
politik. Bersama dengan Anaximandros dan Anaximenes, Thales digolongkan ke
dalam Mazhab Miletos.
Thales (624-546 SM) lahir di kota Miletus yang
merupakan tanah perantauan orang-orang Yunani di Asia Kecil. Situasi Miletos
yang makmur memungkinkan orang-orang di sana untuk mengisi waktu dengan
berdiskusi dan berpikir tentang segala sesuatu. Hal itu merupakan awal dari
kegiatan filsafat sehingga tidak mengherankan bahwa para filsuf Yunani pertama
lahir di tempat ini
Thales
adalah seorang saudagar yang sering berlayar ke Mesir. Di Mesir, Thales
mempelajari ilmu ukur dan membawanya ke Yunani. Ia dikatakan dapat mengukur
piramida dari bayangannya saja. Selain itu, ia juga dapat mengukur jauhnya
kapal dilaut dari pantai. Kemudian Thales juga terkenal setelah berhasil
memprediksi terjadinya gerhana matahari pada tanggal 28 Mei tahun 585 SM.
Thales dapat melakukan prediksi tersebut karena ia memperlajari catatan-catatn
astronomis yang tersimpan di Babilonia sejak 747 SM.
Ada
banyak kisah mengenai Thales salah satunya diceritakan Aristoteles dalam
bukunya Politics (1259): “Ia dicemooh karena miskin, karena itu filsafat
dianggap ilmu tak berguna . Namun menurut kisah itu, berkat pengetahuannya
tentang perbintangan –meski saat itu masih musim dingin- ia tau bahwa akan
terjadi panen buah zaitun yang berlimpah di tahun depan. Demikianlah, dengan
uangnya yang tak seberapa itu ia membayar uang muka untuk menyewa semua alat
pengolahan zaitun di Chios dan Miletus, yang dia bayar dengan harga rendah
karena tak seorang pun yang menolak tawarannya tatkala musim panen tiba dan
banyak orang yang membutuhkan iya melepasnya dengan harga sesuka hati (mahal)
dan menghasilkan banyak uang. Jadi ia mampu membuktikan pada dunia bahwa para
fulsuf bisa kaya dengan gampang jika mereka mau. Hanya saja ambisi mereka
menuju ke arah lain.”
II.2 Konsep
Dasar Pemikiran Tokoh
Air sebagai
Prinsip Dasar Segala Sesuatu
Pemikiran Thales
yang sangat terkenal adalah zat utama yang menjadi dasar semua kehidupan adalah
air. Thales menyatakan bahwa air menjadi pangkal, pokok, dan dasar dari
segala-galanya yang ada di alam semesta.
Berkat
kekuatan dan daya tariknya sendiri ada sebab-sebab di luar dirinya, air mampu
tampil dalam segala bentuk, bersifat mantap dan tak terbinasakan. Argumentasi
Thales terhadap pandangan tersebut adalah bagaimana bahan makanan semua makhluk
hidup mengandung air dan bagaimana semua makhluk hidup juga memerlukan air
untuk hidup. Selain itu, air adalah zat yang dapat berubah-ubah bentuk (padat,
cair dan gas) tanpa menjadi berkkurang.
Selain
itu, ia jga mengemukakan pandangan bahwa bumi terletak di atas air. Bumi dipandang
sebagai bahan yang satu kali keluar dari laut dan kemudian terapung-apung
diatasnya.
Pandangan
tentang Jiwa
Thales
berpendapat bahwa segala sesuatu di jagat raya memiliki jiwa. Jiwa tidak hanya
terdapat di dalam benda hidup tetapi juga benda mati. Teori tentang materi yang
berjiwa ini disebut hylezoisme. Argumentasi Thales didasarkan pada magnet yang
dikatakan memiliki jiwa karena mampu menggerakkan besi.
Bab III
Pembahasan
III.1 Tema/ Isu Utama
Yang menjadi tema/ isu
utama dalam pemikiran Thales seperti yang telah dijelaskan dibab sebelumnya
yaitu air sebagai prinsip dasar segala sesuatu. . Argumentasi Thales terhadap
pandangan tersebut adalah bagaimana bahan makanan semua makhluk hidup
mengandung air dan bagaimana semua makhluk hidup juga memerlukan air untuk
hidup. Selain itu, air adalah zat yang dapat berubah-ubah bentuk (padat, cair
dan gas) tanpa menjadi berkkurang.
III.2 Dampak Pemikiran Tokoh Terhadap
Kehidupan
Dampak yang terjadi
karena pemikiran Thales salah satunya adalah adanya atau munculnya para pemikir
atau filsuf yang lain sehingga adanya filsuf abad yunani, modern maupun
kontemporer yang mengeluarkan atau member pendapat mereka tentang sesuatu atau
kehidupan. Namun dengan berbagai dasar atau filsafat yang berbeda pula.
Bab IV
KESIMPULAN
v Apa perbandingan filsafat alam dengan
filsafat kontemporer ?
Pemikiran
filsafat Yunani periode awal acap kali disebut sebagai filsafat alam.
Penyebutan tersebut didasarkan pada munculnya banyak ahli fikir alam yang
memfokuskan pemikirannya pada apa yang diamati disekitarnya yakni alam semesta.
Tipe filsafat alam ini juga disebut sebgai filsafat Pra Socrates sebab karakter
pemikiran filsafat ini berbeda dengan pemikiran filsafat zaman Socrates dan
berikutnya. Belakangan ini, tokoh-tokoh filsuf pra Socrates ini lebih dikenal
dengan filsuf pertama atau filsuf alam. Mereka mencari unsur induk (arche) yang
dianggap asal dari segala sesuatu. Pandangan dari para filsuf ini melahirkan
monism, yaitu aliran yang menyatakan hanya satu kenyataan fundamental.
Kenyataan tersebut dapat berupa jiwa, materi, Tuhan dan subtansi lainnya yang
tidak dapat diketahui.
Sedangkan filsafat modern yang katanya sudah lebih sempurna
ternyata masih ada sisi kurangnya sehingga muncul pemikiran baru dalam asas
pemikiran yang disebut Filsafat kontemporer. Kegagalan tersebut disebabkan atas
dua alasan yaitu, yang pertama, merasa bahwa penilaian terhadap apa yang
digolongkan sebagai kebijaksanaan lebih didasari perasaan (feeling) dan
keingintahuan atau gairah (desires) ketimbang pengetahuan (knowledge). Kedua,
penilaian itu didasari oleh intuisi yang sulit dipertahankan dengan argumentasi
logis.
Bab V
Penutup
Sejarah
awal munculnya khazanah pemikiran filsafat tidak bisa dilepaskan begitu saja
dangan kebudayaan dan peradaban Yunani. Karena di negeri itulah filsafat lahir
dan berkembang hungga mencengangkan peradaban dunia lain hingga abad ini. Maka
dari itu tidak heran bila banyak pihak mengkaji filsafat berawal dari sejarah
peradaban Yunani Kuno, lalu abad pertengahan, modern sampai abad kontemporer
seperti saat ini. Para filsuf alam ini juga disebut filsuf pra Socrates karena
merekalah filsuf pertama sebelum adanya Socrates beserta muridnya.
Referensi
(n.d.). Retrieved February 15, 2013, from
www.wikipedia.com: id.wikipedia.org/wiki/Thales
(n.d.). Retrieved February 16, 2013, from anshar-mtk.blogspot.com/2012/10/filsafatkontemporer
Maksum,
A. (1 Juni 2008). Pengantar Filsafat. Malang: AR-RUZZ MEDIA.
No comments:
Post a Comment